Tentang persoalan, peristiwa dan puing-puing pemikiran yang runtuh dalam ingatan.

KH. Abdullah Sattar, Kiai Humoris Yang Pendiam

KH. Abdullah Sattar adalah seorang kiai dari daerah Tapal Kuda, Probolinggo (Semoga tidak salah). Beliau salah satu kiai yang patut diperhitungkan dalam urusan ceramah agama.

Saya pertama kali tahu ceramahnya ketika saya mendapat job nyuting untuk mendokumentasikan acara pengajian di Dusun Sumberbanteng, Desa Segaran, Kec. Gedangan, Kab. Malang.

Dalam ceramahnya, beliau menggunakan bahasa Madura campur bahasa Jawa dan sesekali menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, Bahasa Maduralah yang paling mendominasi. Barangkali sebab Bahasa Madura memang bahasa sehari-harinya.

Sejak menit-menit awal beliau di atas panggung, para hadirin sudah diajak tertawa terpingkal-pingkal dengan joke segarnya. Satu hal yang menarik bagi saya adalah, tidak ada sedikitpun senyum, wajahnya datar dan biasa-biasa saja bahkan dalam materi ceramahnya yang paling lucu sekalipun.

Seperti ketika beliau bercerita tentang Nabi Adam yang diusir dari surga. Dalam peristiwa ini, Intonasi nada Tuhan adalah dengan membentak, sebab tidak mungkin mengusir seseorang dengan nada yang halus. Lalu beliau mempraktekkkan, gaya halus Tuhan mengusir Nabi Adam.

Sepanjang ceramah tidak sedikitpun ada rasa bosan. Semuanya tertebus lunas oleh cara ceramah unik, lucu dan tegas yang tidak pernah saya dapatkan oleh da’i manapun.
Ditiap humor yang muncul selalu ada pesan moral kuat. Seperti ketika beliau menyampaikan materi tentang Riba’, tentang orang yang memberikan hutang dengan bunga.

Menurut beliau, hutang yang berbunga adalah Pesse se ngandung tuwah (Uang yang sedang hamil tua), yang sudah siap untuk beranak pinak.

Beberapa hari setelah acara, saya berkunjung ke rumah tuan rumah untuk memberikan VCD ceramah KH. Abdullah Sattar.

Di ruang tamu, kami sempat ngobrol tentang beliau. Menurut tuan rumah yang mengundang KH. Abdullah Sattar, Beliau itu adalah sosok yang pendiam. Selama di Ndalem, Beliau hanya sesekali berucap sesuatu.

Saya cukup terperangah dengan cerita dari tuan rumah. Ternyata sosok yang humoris di atas panggung adalah kiai yang pendiam dalam kehidupan sehari-hari.

Salam takdhim, semoga beliau diberi kesehatan dan kehidupan yang berkah. Aminnn…


Tag : Tokoh
Back To Top